JAKARTA-PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) melalui program sosialnya JAPFA for Kids konsisten dalam misi mewujudkan Anak Indonesia Bersih dan Sehat sejak tahun 2008. Kolaka, Sulawesi Tenggara, menjadi lokasi terakhir JAPFA menyampaikan capaian dan diseminasi program kepada penerima manfaat di periode Juli – Desember 2023. Dari total cakupan sebanyak lebih dari 13.000 siswa, 13% diantaranya mengalami malnutrisi. Pasca pendampingan program, status malnutrisi pada siswa berkurang secara drastis menyisakan 3%.
Dr. Artsanti Alif, Head of Social Investment JAPFA, menyampaikan, “Fokus program JAPFA for Kids tidak hanya mengupayakan perbaikan gizi, melainkan juga mendorong penurunan angka malnutrisi pada anak usia sekolah. Seperti yang kita ketahui Indonesia saat ini sedang mengalami beban ganda masalah gizi. Oleh karenanya, JAPFA sebagai salah satu perusahaan penyedia protein hewani ingin berkontribusi lebih dalam hal memberikan kemudahan dalam mengakses protein hewani hingga di pelosok Indonesia.”
Sebanyak 87 sekolah yang tersebar di 6 wilayah menjadi target program JAPFA for Kids tahun 2023, yakni Deli Serdang & Serdang Bedagai (Sumatera Utara), Subang (Jawa Barat), Gresik (Jawa Timur), Mempawah (Kalimantan Barat), Minahasa & Minahasa Utara (Sulawesi Utara) hingga Kolaka (Sulawesi Tenggara). Dalam pelaksanaannya, JAPFA bersama dengan beberapa anak usahanya di wilayah tersebut, memberikan pendampingan program, edukasi gizi dan pemberian protein hewani kepada siswa yang berstatus gizi kurang dan gizi buruk berupa telur selama 3 bulan setiap hari. Demi memastikan pembiasaan praktik sehat di sekolah, diadakan Hari Sehat JAPFA yang dilaksanakan setiap satu kali dalam seminggu.
Pada Hari Sehat JAPFA tersebut, seluruh siswa melaksanakan senam bersama, edukasi dan praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS), serta makan bekal sehat bersama. Pada kesempatan tersebut juga disampaikan edukasi isi piringku agar siswa memiliki kebiasaan mengkonsumsi gizi seimbang. Selama sebulan sekali, siswa bersama dengan guru melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk memantau pertumbuhan dan status gizi siswa. Untuk mempermudah guru melakukan perhitungan status gizi siswa, JAPFA juga berinovasi dengan membuat aplikasi JAPFA for Kids. Aplikasi ini bertujuan untuk memonitor tinggi dan berat badan anak.
Seluruh upaya dan pendekatan komprehensif tersebut, akhirnya mampu membawa dampak baik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatkan jumlah siswa yang berstatus gizi normal yang ditunjang dengan pemahaman dan praktik kesehatan yang baik. Pasca pendampingan program, Ia dan timnya melakukan roadshow ke 6 lokasi untuk menyampaikan ukuran dampak program kepada para pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Dengan adanya pertemuan tersebut, harapannya mampu menciptakan sinergi dan tanggung jawab bersama antara JAPFA, guru, dan pemerintah lintas sektor, sehingga praktik baik yang telah diterapkan di sekolah dapat dipantau dan dilanjutkan meskipun program telah berakhir.
"Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan antusiasme seluruh pihak yang turut menyukseskan program ini. Kami akan terus berkomitmen untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan menciptakan dampak nyata yang berkelanjutan, "tutup Artsanti.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sudjono
|